Saturday, January 30, 2010

semua untuk satu rasa

Aku ingin anggukan disusul tindakan, tanpa keraguan..
Aku ingin senyuman dikala kekecewaan melandaku..
Aku ingin tepukan di bahu, pelukan, genggaman tangan,
semua tepat pada porsi dan waktunya..
Aku ingin menikmati hidup, sebagaimana kunikmati cinta..
rasa damai yang membuatku ingin selalu berkorban..
bersama...selama yang kubisa..

Sunday, January 24, 2010

Separuh Diriku

Aku hanya ingin seorang pasangan,
yang membuatkanku peach tea with honey,
setelah dia membuatku kesal..

Aku hanya ingin seorang pasangan,
yang mengisikan bak mandiku,
tanpa dia harus bertanya,
"sudahkah kau mandi?"

Aku hanya ingin seorang pasangan,
yang membuatkanku sarapan,
hanya di hari Sabtu dan Minggu,
karena Senin hingga Jumat adalah giliranku..

Aku hanya ingin seorang pasangan,
yang membawakan tas, belanjaa, hingga galon aqua kosong,
tanpa perlu melihat sebelah pundakku lebih rendah,
untuk bisa mengangkat beban sedemikian rupa..

Aku hanya ingin seorang pasangan,
yang mencintaiku cukup,
dan memperlakukanku setengah dari apa yang kuinginkan..

Bukan seseorang yang mencintaiku sangat,
berlimpah ruah, tapi tidak mengerti,
bagaimana menyentuh hatiku.

Saturday, January 23, 2010

If it's make U happy..it can't be that bad..

Seperti membangun uno stako,
lapis demi lapis, mempertimbangkan kapan...
harus menarik dan menahan nafas,
memilah tepi mana dan celah mana,
bersikap dan merasa.

Hal paling mengerikan dari suatu hubungan,
kita terkadang merasa lebih pintar dari yang merasakan,
kita merasa senang lebih senang...
sedih lebih sedih..sakit lebih sakit..

Sad

Now I feel it...

Khawatir sgt yg mencekam..
Well, got to let it go.

Take care.

Friday, January 22, 2010

Keinginan Roh dan Daging

Akan ada kalanya saya meninggalkan semua rutinitas ini. Bangun tidur, berfikir, bernafas, makan, bekerja, beribadah, mengalami emosi yang mendalam. Dahulu begitu mudah, tiap dua kali seminggu saya bisa menjalani puasa. Tapi rupanya, semakin tua tubuh ini makin hebat pula kuasanya. Padahal harusnya tidak demikian.

Puasa makan adalah cikal bakal dari pengendalian emosi. Waktu SD saya bertanya pada ibu saya, bagaimana caranya supaya saya tidak lagi jadi anak yang pemberang. Entah saat itu, tapi saya yakin sekali kata "anak" tidak saya gunakan. Namun, ya itulah maksudnya. Kata ibu saya, bisa diawali dengan puasa makan, mungkin garam dan gula.

Dulu memang menghindari tiga setan putih adalah hobi saya; garam, gula, terigu. Itu untuk urusan perampingan tubuh. Tapi sekarang, rupa-rupanya rutinitas itu harus kembali diulang untuk beberapa permasalahan dalam hidup.

Saat dimana kita merasa pribadi kita tak diatur dan dikuasai keinginan daging, saat itulah kita sudah kalah. Karena kesombongan itu tengah membuktikan keberhasilannya.

Ada satu masalah besar yang nampaknya diawali dari kesalahan saya. Jalannya mungkin tepat, caranya sepertinya tidak. Itulah pertanda saya butuh mengasingkan diri dari duniawi.

Mengembalikan diri ke jalur-Nya, agar mampu mempelajari lebih lanjut ttg diri saya sendiri dan langkah tepat yang akan diambil ke depannya.

May God mercy my soul, for I have sinned. But s**** to God, I do feel the love, and it's keeping me alive.

Wednesday, January 20, 2010

it's like dejavu

Don't wanna feel it again.
Don't put me in uncomfy condition.
Don't push me to the edge, U'll get the best and the worst.

I'll be good but I'll fly away.

Tuesday, January 19, 2010

Mata Bicara

Hari ini jiwa googlenya keluar dengan tiba-tiba. I was like..hmm, typing Aurelia Tiara Widjanarko just to see the image. Maybe BW maybe colorful, maybe small, or even extra large.

Rupanya banyak cerita masa lalu yang bermunculan di tiap frame. Senyuman malu-malu, biadab hinggu sinar mata aku-jatuh-cinta. Bisa jadi dengan sahabat, pacar, ataupun hidup itu sendiri.

Saya jadi membandingkannya dengan frame akhir-akhir ini.

Kalau kata seorang sahabat, begitulah hidup. Membuat kita lebih dewasa, merasakan pahit getirnya hari-hari. Tapi buat saya, itu seakan mematikan percikan kembang api yang belum sampai di ujung.

I miss those eyes. Mata yang tersenyum dengan bahagianya, bukan mata yang waspada dan berjaga-jaga. Well, maybe someday, if I declare my love again. Just, maybe =)

Saturday, January 16, 2010

Merindukan "mata"ku

Senja tadi saya duduk di bangku panjang depan restoran ramen saat percakapan aneh mengganggu telinga saya.

"Gw uda biasa masak apalagi waktu gw di Itali. Tapi gw paling ga suka satu hal, bukan ngupas bukan motong tp nyuci piring," seorang pria dgn polos menunjukkan kesombongannya. Dan ini adalah sarkasme.

He was like..standing while he talked. Snob gilaaa hahahaha, but hey..kalimatnya spt sebuah kebohongan yg tak sempurna.

Saya tidak hebat dalam memasak, akan tetapi mencuci piring adalah akhir yang nikmat.

Seperti merokok stlh seks hebat dan klimaks yg luar biasa. Seperti regukan terakhir hot chocolate di udara dingin. It maybe simple, but not if U see it with love.

Even a leaf picking can be the most beautiful thing in the world if U see it with love, do it with love, being with the love; IT-self.

Hari ini kurindukan "mata"ku, jendela jiwaku akan keindahan dunia dan hidupku.

Friday, January 08, 2010

Hitam, Putih dan.....Butek

Setiap kali hal terindah di muka bumi ini menyerangku seperti kilat di siang hari bolong, saya selalu menganggapnya seperti sekeping koin bersisi dua. Yang pertama adalah hadiah, atau untung. Dan yang kedua adalah malang, atau ujian serta cobaan.

Tidak selalu hal yang membuat kita tersenyum adalah hal baik. Tidak selalu hal yang membuat kita sedih pun bersusah hati adalah hal buruk. Terkadang nurani manusia jauh lebih luas dari sekedar hitam dan putih.

Dalam hidup saya, titik klimaks semacam ini kugapai di bawah hitungan lima. Kenikmatannya pun jauh-jauh berbeda untuk yang kali ini. Saya berharap ini bukan surga fatamorgana. Surgaku tinggi, namun ternyata tidak sejauh itu.